Rabu, 29 Februari 2012

burung gagak

Burung Gagak
Bismillah.. Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Pada suatu petang seorang tua bersama anak mudanya yang baru
menamatkan pendidikan tinggi duduk berbincang-bincang di halaman
sambil memperhatikan suasana di sekitar mereka.

Tiba-tiba seekor burung gagak hinggap di ranting pokok berhampiran.
Si ayah lalu menuding jari ke arah gagak sambil bertanya, "Nak,
apakah benda itu?"

"Burung gagak", jawab si anak.

Si ayah mengangguk-angguk, namun sejurus kemudian sekali lagi
mengulangi pertanyaan yang sama.

Si anak menyangka ayahnya kurang mendengar jawabannya tadi lalu
menjawab dengan sedikit kuat, "Itu burung gagak, Ayah!"

Tetapi sejurus kemudian si ayah bertanya lagi pertanyaan yang sama.
Si anak merasa agak keliru dan sedikit bingung dengan pertanyaan
yang sama diulang-ulang, lalu menjawab dengan lebih kuat, "BURUNG
GAGAK!!"

Si ayah terdiam seketika. Namun tidak lama kemudian sekali lagi sang
ayah mengajukan pertanyaan yang serupa hingga membuat si anak hilang
kesabaran dan menjawab dengan nada yang kesal kepada si ayah, "Itu
gagak, Ayah."

Tetapi agak mengejutkan si anak, karena si ayah sekali lagi membuka
mulut hanya untuk bertanya hal yang sama.

Dan kali ini si anak benar-benar hilang sabar dan menjadi
marah. "Ayah!!! Saya tak tahu Ayah paham atau tidak. Tapi sudah 5
kali Ayah bertanya soal hal tersebut dan saya sudah juga memberikan
jawabannya. Apa lagi yang Ayah mau saya katakan????

Itu burung gagak...., burung gagak...., Ayah.....", kata si anak
dengan nada yang begitu marah.

Si ayah lalu bangun menuju ke dalam rumah meninggalkan si anak yang
kebingungan. Sesaat kemudian si ayah keluar lagi dengan sesuatu di
tangannya. Dia mengulurkan benda itu kepada anaknya yang masih geram
dan bertanya-tanya. Diperlihatkannya sebuah diary lama.

"Coba kau baca apa yang pernah Ayah tulis di dalam diary ini," pinta
si Ayah.

Si Ayah menunjukkan sebuah halaman diary yang ditulisnya sekitas 15
thn yang lalu.

Si anak yang masih kesal lalu setuju dan membaca paragraf yang
ditunjuk oleh ayahnya,

"Hari ini aku di halaman melayani anakku yang genap berumur lima
tahun. Tiba-tiba seekor gagak hinggap di pohon berhampiran. Anakku
terus menunjuk ke arah gagak dan bertanya, "Ayah, apa itu?" Dan aku
menjawab, "Burung gagak." Walau bagaimana pun, anakku terus bertanya
soal yang serupa dan setiap kali aku menjawab dengan jawaban yang
sama. Hingga 25 kali anakku bertanya demikian, dan demi rasa cinta
dan sayangku aku terus menjawab pertanyaan anakku untuk memenuhi
rasa keingintahuannya. Aku berharap hal ini menjadi suatu pendidikan
yang berharga untuk anakku kelak."

Setelah selesai membaca paragraf tersebut si anak mengangkat muka
memandang wajah si Ayah yang kelihatan sayu.

Si Ayah dengan perlahan bersuara, " Hari ini Ayah baru bertanya
kepadamu soal yang sama sebanyak 5 kali, dan kau telah hilang
kesabaran serta marah."

Lalu si anak seketika itu juga menangis dan bersimpuh di kedua kaki
ayahnya memohon ampun atas apa yg telah diperbuatnya.

PESAN: Jagalah hati dan perasaan kedua orang tuamu, hormatilah
mereka. Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangimu di waktu
kecil (Author Unknown)
At the end of your life, you will never regret not having passed one
more test, not winning one more verdict, or not closing one more
deal.

You will regret time not spent with a husband, a friend, a child or
a parent. (Barbara Bush)

Wassalamu'alaikum Wr.Wb.
Semoga bermanfaat,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar